Pengikut

Sabtu, 25 Jun 2011

Senandung Seisi alam : Hati Daun

Ranggup
patah-riuk dedaun kering jelas ditiap tapak
daun kerin
g, aku, nasib dan hati yang malang
Kita sering patah dan hancur bukan?

Dedaun kering
kau tegur aku, cukup mesra sekali
kau jamah rambut aku seperti sentuh ibu
kau sebati dengan hatiku
tika kamu berdua kupijak kecewa

Dedaun bisu betapa ku mahu menjadi
keringmu gugur sunyi ke bumi
layumu tiada siapa yang peduli
Dimana hatimu dedaun?

-S.Syahmi-
-Sg.besi-

Senandung Seisi Alam : Angin,Berbisiklah


Bila angin membisu memberi seribu tanya
kemana perginya puput dingin dan mesra belainya?
kemana tujunya dari melingkari dahan noda dan rasa?
seribu kata hilang dari pungutan angin
tika angin bisu memukul wajah
hilang manggu biru
dan angan lalu berkecai bersama realiti palsu

Tolong angin

berbisiklah kembali
relau hati ini
mendamba senandung seribu bunyi
alam yang berisi

-S.Syahmi-

Khamis, 23 Jun 2011

Senandung Seisi Alam : Kehilangan

Sesak dada berbelak batuk-batuk
asap cemar ketar-ketar diisi dada
Modenisasi? Bunuh diri?

Tumbang satu tumbang dua tumbang semua
pohon dulu mesra meyambut panjatku
pohon dulu meneduh temu cinta pertama
pohon dulu ramah menghitung usia
pohon kini redha bertemu gergaji
pohon kini redha menjadi kayu api
pohon kini redha dibuang mengganggu jalan
Pembangunan? Pengorbanan?

Hilang rimba didada bumi
hilang hijau dilusuh hujan
hilang kali ditambak berkali-kali
hilang merdu dari kicau burung
Kemajuan? Kehilangan?

Rabu, 22 Jun 2011

Senandung Seisi Alam : Katakan Malam!



















Katakan malam!
Siapa yang membunuh neonmu sayang?
Siapa yang menduga hatimu malang?
hitammu keputihan
putihmu dalam kehitaman
tika bulan menari solo di lantai kesunyian

Ketepi bintang-bintang!
Julangkan nur sayap sulung ke tiap hati murung
kan tiap juang kan terasa menangnya!

Katakan malam!
Semua duga yang kau selam dalam dansa kelam
Adakah pekik cengkerik dan riuh rindu pungguk menjadi musikmu?
Maka bisikkan lagu-lagumu padaku diam-diam
menyubur dengkur-dengkur yang memujamu malam
Sayang!

Katakan Malam!
Parut yang tergarit angkara siang
Siapa yang mengusung suara kosongmu sayang?
Siapa yang mengendong hasrat siang ke dada malam?
dan kau malam, tanpa jemu
menyatakannya dalam mimpi-mimpi berulang

Sayang malamku sayang
kau enggan menyinggung perasaan siang
Katakanlah malam!
Nafikan sayangmu pada siang!
Katakan!

(Lalu siang melempar bayinya
fajar biru yang jelas cemburu
kasihan, malamku kan terus diburu)


-S.Syahmi-
-Sg.Besi-

Sonata Sayu 10


Sederap tapak kaki hentaknya
sebentuk hati retak hendaknya
sayup langkah membunuh tiap suara
mayatnya hati
bangkainya cinta

Jika hati ini masih mampu memberi bicara
jika wajah ini masih tak malu meronta cinta
pasti tiap udara yang kau nafaskan
sarat rayuan dan keluhan
pada lafaz putus cinta darimu
Senang bukan?

Kenangan takkan putus mengimbau
opera palsu padat dengan sayang jitu
kau cipta melodi itu
kau mainkan watak itu
kau lagukan senandung itu
Tahniah!
selaku penonton
aku cukup terhibur sekali

Satu tepukan syabas buatmu sayang!


-Siri ini terakhir dalam sonata sayu-
-S.Syahmi-
-Sg.Besi-

Selasa, 21 Jun 2011

Sonata Sayu 9

Sekuntum hati jatuh layu
kering dan reput
seperti kata-kata dari mulutmu

Neon sering mengisar malam
menyembur garing udara ke sayap rindu
aku menyedutnya bersama asap rokok
benar
rinduku lebih berat dari segala curut
lebih membunuh dari racun kusedut

Kusut hati sering membuah tanya
dimana sedar tika mimpi memberi ucaptama
dan kasih
hilangmu bersama runtuhan dinding
tembok janji kita dibina bersama
hilang
dalam asbut sesal dan asap penyesalan
dalam celah batu sisa
hatiku hancur bersamanya


-s.syahmi-
-Upnm, kem sg.besi-

Khamis, 16 Jun 2011

Sonata Sayu 8

Jika
waktu melewati memberi tanda tanya
kemana tujuan hati yang bergelora
kasihan pada kata sekat didada
tersinggung hati
melihat kau pergi

Demi
cinta ini kuharap ia abadi
kekal dihati bersemi sekali lagi
kudisini kan setia menanti
walau engkau sentiasa disisi
sayang hatimu belum kumiliki

Yang kupinta ditiap doa
Untuk kita berjalan bersama tanpa tanya
Seiring hati cekal bersama
Hanya irama kisah cinta kita
Alunan suara dan lirikan mata kita
Lagu ini persembah kasih dan rindu
Ikut hati,naluri dan utuh kasih
Zarah cinta memberi segala cahaya
Akan aku berikan segala

Demi cinta yang belum terukir jawapnya
Akal menafi hati yang beria-ia
Nafas kita mula bersatu dalam irama

Sayang
Yang ku mahu bukanlah jawapan
Apa kuharap senyum itu kekal
Hati itu jangan kau paksa
Menunggumu satu tanda tanya
Inilah saat tercipta kisah cinta

Dalam hati
kau
digarap abadi

-S.Syahmi-

Rabu, 15 Jun 2011

Sonata Sayu 7

Aku menyusun kata-kata dari diksi peribadi
tanpa sedar hatiku tertumpah isinya
lalu mengotori kertas jernih pulpa kasih
berkilau ia,hitam dan syahdu

Hairan
dulu warnanya merah berseri
darah asli yang mengalir dari hati
lumpur rindu sering berkeladak didasar
semuanya berkisar,mengalir deras tanpa sasar

Kau yang memijak arusnya
dengan kaki kotor mu itu
sekadar membasuh kaki
penuh senak kau tinggalkan
jelas tampak daki penipuan
tika asmara dihina ertinya
tika itulah
kakimu pergi
dalam langkah meninggalkan aku
sendiri

Selasa, 14 Jun 2011

Sonata Sayu 6

Dulu
senyum itu sering menghias wajah
senyum itu sering menyambutku
senyum itu sering mencerca gelisahku
senyum itu sering membunuh resah

kini
senyum itu mencebik luahku
senyum itu memecah tenangku
senyum itu merobek kenangan lalu
senyum itu menyumbing senyumku

senyum itu tidak lagi bererti
menggubal definisi senyumku sendiri

Sonata Sayu 5

Gusar
malam mengacau-bilaukan keadaan dengan sunyinya
gusar
hati ini seakan mati kekata dan isi
resah
semua hilang dalam asbut keluh dan angan alpa
resah
kau aku itu ini semua ,cantum, sampah
buang

Hitam warna dunia
putih warna hati
dunia hilang cahaya
hati hilang cinta
yang dulu merah pekat mengisi
sebentuk hati yang retak kini

Darah cinta tetap mengalir
deras melalui celah luka
yang ditoreh oleh kata-kata
'Selamat Tinggal Sayang'

Sonata Sayu 4

gadis-gadis didunia mendabik dada
'hati kami tak ada seorang lelaki yang memahami'
tetapi jelas kulihat bersepah
disana sini guris hati dan garit perasaan
jelas mewarnai tiap celah hujah dan majalah
tiap pasrah sedih dan musnah jelas tersurat
tahniah wanita!
kamu semua memang pandai memberi luah

tetapi kami lelaki
punya ego megah dan unggul
airmata bukan hak kami untuk dititiskan
cerita sedih bukan untuk kami kisahkan
kami tak punya pangku untuk menumpang kepala
kami tak punya rakan tuk berkongsi cerita

kami hanya ada mereka
diri, perasaan dan hati
masing-masing saling berkongsi
bahagia,derita,suka-duka kehidupan
dan cinta
yang kau ,wanita, ambil
dan tak peduli
dengan alasan
aku ini
lelaki

Sonata Sayu 3

jika sempurna kau cari
maafkan kejahilan ku
aku bangga dengan ketidaksempurnaan ku
dalam dakap dunia aku mendabik dada
biar aku bodoh tetapi bernyawa
biar aku dunggu tetapi bermaruah
biar aku x cukup sifat tetapi tak merempat
aku manusia yang sempurna bukan segalanya

jika cinta kau cari
cinta yang aku beri
maafkan caraku yang kasar
ego seorang lelaki
tak membenarkan air mata ini metiki lagi

jika kau ingin melangkah pergi
dengan alasan aku ini tidak sempuran
aku cukup berpuas hati
aku manusia yang sempurna bukan segalanya

hanya mengenal kasih keluarga
dan sentiasa memohon restu yang maha Esa

Sonata Sayu 2

semalam kita berpimpin tangan
mengisi bait puisi dengan cinta suci
kini hati masing2 telah menepi
bingkis cinta yang berkarat dihati

gebu pipimu dulu kupuja
dalam tiap usap jari kasarku
kau tepis lemah dengan jari mulusmu
syahdu
dunia berlagu bila kasih berpadu

dunia bagai kaca berhias
indah berkilau dalam gemilang bahagia
dan kau yang berhati batu
melontarkan hatimu tepat ke kaca itu
lalu pecah berrderai
tika hatimu dibuang membolosi cermin itu

tinggal aku
mengutip serpih2 hati batu
menyusunnya semula dalam sengih berairmata

Sonata Sayu 1

langkah demi langkah
diheret sayu hati yang mati
rengus2 angin enggan berbicara
seakan mengerti
hati seorang gadis

ngilu hati dihiris sembilu
pedih dan sedih bergabung dalam satu rima
tarian yang lemah dan pasrah
rela hati mati dari digarit derita cinta
melihat cinta pergi bersama bukan dirinya

dia memilih mati jasadnya
dari hidup bersama hati yang mati

Jumlah Paparan Halaman